Sistem Tata Suara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI ke 71

Dua hari lagi, perhelatan rutin Peringatan Detik-detik Proklamasi RI ke 71, 17 Agustus 2016, akan dilaksanakan. Salah satu komponen pendukung rangkaian acara di halaman Istana Merdeka Jakarta adalah sistem Tata Suara yang digunakan untuk melayani seluruh kegiatan mulai pagi hingga sore hari.

Meskipun untuk pertama kalinya sejak 12 tahun yang lalu terjadi beberapa perubahan rangkaian acara yang cukup signifikan, khususnya dalam hal kegiatan non Militer, secara garis besar Sistem Tata Suara yang digunakan tidak banyak berubah dari sistem yang dirancang pada tahun 2004. Perbedaan Sistem 2016 lebih pada pemilihan jenis komponen penyusun sistem (Loudspeaker, microphones, dsb).

Vendor penyedia Sistem Tata Suara tahun 2016 masih sama seperti pada tahun 2015, V8 Sounds yang dikomandani Harry Kiss. Beberapa Loudspeaker dan Microphone type baru diperkenalkan pada tahun ini.

Untuk formasi Upacara Militer, V8 sounds melakukan beberpa penggantian dari sistem mereka di tahun 2015:

  1. Sidefront fill Loudspeaker dengan V8 Legend Titik Puspa (Loudspeaker type ribbon) untuk menemani Main Loudspeaker yang tetap dipercayakan pada V8 Cluster Merah Putih.
  2. Loudspeaker tenda VIP dan VVIP kanan-kiri menggunakan V8 Karimata (pasif loudspeaker 8 inch, dengan dispersi vertikal yang spesifik)
  3. Loudspeaker delay di Tenda kanan dan kiri menggunakan V8 Nusantara.
  4. Loudspeaker side fill area Kepresidenan menggunakan V8 Istana Premium (6 inch, passive)
  5. Loudspeaker Monitor untuk area Presiden menggunakan V8 Merdeka Istana
  6. Loudspeaker untuk area teras Merdeka menggunakan V8 Istana 12 (12 inch, active).
  7. Microphone Pembaca naskah Proklamasi dan Doa menggunakan RI 1 golden leaf

Untuk formasi Aubade, perbedaan utamanya adalah perubahan V8 Soekarno dari type active (2015) menjadi pasisive.

Beberapa perubahan rangkaian acara dilakukan tahun ini, misalnya:

  1. Bendera Pusaka dan Naskah asli Proklamasi diarak dari Monas menggunakan Kereta Kuda
  2. Sebelum Upacara Militer, didahului dengan acara gladi kesenian yang menjadi rangkaian dari Upacara Militer dan Aubade.
  3. Acara Gladi seni dilanjutkan segera setelah Pasukan TNI dan Polri meninggalkan tempat upacara, 2 group band direncanakan berpartisipasi dalam sesi ini.

Perubahan ini tentu saja mempengaruhi Sistem Tata Suara yang digunakan untuk melayaninya, khusunya dalam hal siwtching antar sistem Upacara Militer dan Aubade/Gladi seni yang sekuens nya menjadi lebih rumit dari tahun-tahun sebelumnya.

Semoga perhelatan acara pada tanggal 17 Agustus 2016 nanti dapat terlaksana dengan lancar,  meriah dan sukses.

 

Sistem Tata Suara Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi 17 Agustus 2015

Alhamdulillah, perhelatan akbar tahunan Upacara peringatan detik-detik Proklamasi 17 Agustus 2015 di Istana Merdeka Jakarta telah berlangsung dengan aman dan lancar. Rangkaian upacara terdiri dari Upacara Penaikan bendera di pagi hari, Gladi Seni dan siang hari, dan Penurunan bendera di sore hari. Untuk perhelatan tahun ini, vendor sistem tata suara kembali dipercayakan kepada pelaksana tahun 2014, yaitu PT Pasukan Pengibar Suara yang dikomandani oleh Harry Kiss.

7seriesGambar 1. V8 Presidential Series

Sistem Tata Suara yang digunakan tahun ini dibagi menjadi 2 sistem utama yaitu Sistem Tata Suara Upacara dan Sistem Tata Suara Aubade. Sistem Tata Suara Upacara digunakan untuk melayani kegiatan Upacara penaikan dan penurunan Sang Saka Merah Putih, serta acara Gladi Seni. Sedangkan Sistem Tata Suara Aubade, digunakan untuk melayani penampilan Aubade yang menjadi bagian dari upacara Penaikan bendera. Sistem Tata Suara hanya aktif saat kegiatan upacara dan gladi seni, sedangkan Sistem Tata Suara Aubade hanya aktif pada saat Aubade. Kunci keberhasilan sistem ada pada kerja sama tim dan pengaturan switching dan delay yang “inch perfect

Sistem Tata Suara Upacara yang digunakan tahun 2015 ini tetap menggunakan konsep kombinasi Cluster Loudspeaker dan Distributed delay sebagaimana tahun 2014, tetapi menggunakan jenis loudspeaker yang berbeda. Konsep yang diusung adalah Loudspeaker seri 7 presiden (lihat Gambar 1). Main Loudspeaker yang digunakan adalah Cluster Loudspeaker V8 Merah Putih (Gambar 2) dan Outfill Wing Kanan-Kiri menggunakan Planar Membrane Loudspeaker V8 Megawati (Gambar 3). Main Loudspeaker ini dilengkapi dengan 4 unit Subwoofer V8 Solo 18 inch. Di panggung utama digunakan front fill Mid-High Loudspeaker V8 Jokowi, side fill Mid-High Loudspeaker V8 Nusantara, serta Monitor Mid-High Loudspeaker V8 Merdeka. Sistem dilengkapi dengan Subwoofer 15 inch. Untuk area dibelakang panggung utama dilayani oleh Loudspeaker Mid-High yang terdiri dari V8 Nusantara, V8 Ainun-Habibie dan V8 Soeharto. Panggung VIP kanan kiri Panggung Utama dilengkapi dengan V8 Nusantara plus Subwoofer 12 inch V8 Sandrina, sedangkan panggung hadirin di kanan kiri dilayani oleh Loudspeaker Mid-High delayed V8 Nusantara plus plus Subwoofer 12 inch V8 Sandrina. Microphone yang digunakan dalam Sistem ini adalah:

  • Inspektur Upacara menggunakan Clip On V8 Chiara dikombinasi dengan V8 JS 273 (kondenser, cardioid)
  • Komandan Upacara menggunakan Clip On V8 Danup
  • Pembaca Proklamasi dan Doa menggunakan V8 Gold Series RI-1
  • MC menggunakan V8 Chiara
  • Korsik (Korps Musik) menggunakan V8 JS 273
  • Gladi Seni menggunakan clip on V8 Chiara (penyanyi), V8 Chiara HD (penyanyi) dan V8 Instrument Mic

frontView2

SSUpacara

 Gambar 2. View Panoramic Sistem Tata Suara Upacara

Megawati

Gambar 3. Outfill Loudspeaker V8 Megawati

Sistem Tata Suara Aubade juga menggunakan Sistem Kombinasi Cluster Loudspeaker dan Distributed delay. Distributed delay yang digunakan sama persis dengan sistem Tata Suara upacara, hanya urutan delaynya dibalik, karena posisi main speaker di panggung aubade. Main Loudspeaker yang digunakan adalah dari seri V8 Soekarno yang dikombinasikan dengan Subwoofer V8 Sub Duo 18. Monitor yang digunakan untuk penampil Aubade adalah V8 Raska, V8 Aliya dan V8 Santorini. Penampilan Aubade merupakan kombinasi antara orkestra dan choir, beberapa microphone yang digunakan adalah V8 CM510, V8 JS 273, V8 Instrument Mic dan AKG 411.

PanggungUtamaPresView3

p80PresView1

PresView2

Gambar 4. View dari Panggung Utama

SoekarnoGambar 5. Cluster Loudspeaker V8 Soekarno

Korsig1Korsig3Gambar 6. Korps Musik

Kedua sistem dilengkapi juga dengan Near Field Monitor V8 Gus Dur di FoH, dan V8 SBY di area halaman dalam Istana dan area sekitar panggung Aubade. Amplifier yang digunakan pada kedua sistem adalah V8 Red Series, yang dilengkapi dengan Digital Signal Processor V8 DSP 448.

AB

Gambar 7. Front Fill Loudspeaker V8 Jokowi pada tiang, Monitor V8 Merdeka di kiri tengah, dan Cluster Loudspeaker V8 Merah Putih di kanan atas

Sebelas tahun bertugas mensupervisi kegiatan terkait Sistem Tata Suara Upacara Peringatan Detik-detik proklamasi ini (dengan 3 Presiden yang berbeda) membuat saya banyak belajar untuk semakin memahami bahwa hanya dengan kerja keras dan smart, teamwork yang baik, komunikasi dengan tim lain yang terkait, pemahaman akan karakter host (Presiden dan tim ), dan tidak melupakan peran Sang pencipta lah  hasil yang baik dapat diperoleh. Dirgahayu Kemerdekaan RI ke 70. MERDEKA!!!.

Polusi Suara dan Cahaya dapat Mempengaruhi Ekologi

Penelitian menunjukkan, bising (dan cahaya) yang dihasilkan manusia dapat memberikan pengaruh yang signifikan pada komunitas ekologi, karena keduanya mengakibatkan perubahan densitas, keragaman dan ketergantungan berbagai jenis burung yang merupakan barometer dunia alamiah. Untuk membuat lingkungan alamiah yang lebih “gelap” dan lebih “sunyi” diperlukan intersepsi teknologi.

Beberapa hal berikut perlu untuk diperhatikan:

1. Penggunaan kendaraan listrik dan lampu LED akan membantu pengendalian polusi suara dan cahaya

2. Burung merupakan indikator sehat tidaknya lingkungan ekologi. Bising diperkirakan telah mempengaruhi proses perkembangbiakan dan cara mereka makan, sedangkan cahaya mempengaruhi jam biologis mereka (merubah waktu bangun dan bersarang)

3. Suara-suara Natural dan kegelapan langit malam juga penting bagi kualitas hidup manusia, dalam hal ini untuk membantu proses pemulihan dan penenangan batin.

4. Bising diketahui juga mempengaruhi kekayaan jenis ekologi. Lebih banyak kelompok burung yang bersarang di area yang sunyi dibandingkan di area yng berisik

5. Jenis Burung yang berkicau dengan frekuensi rendah, akan terganggu oleh bising industri. Jika kemudian burung ini berpindah tempat, maka akan mempengaruhi rantai ekosistem di tempat tersebut.

6. Disisi lain, jenis burung yang berkicau dengan frekuensi tinggi, barangkali tidak terpengaruh bising industri. Akan tetapi, jika predator atau makanan mereka terganggu oleh noise, maka ekosistemnya juga akan terganggu.

7. Burung pemakan serangga atau hewan kecil juga lebih sensitif terhadap bising dibanding burung pemakan biji-bijian atau tanaman, karena mereka menggunakan sinyal akustik untuk mendeteksi mangsanya. Jika ada bising berlebih, mereka akan kesulitan berburu mangsanya

8. Cahaya buatan akan mempengaruhi jam biologis beberapa species burung, termasuk waktu mencari makanan dan proses berkembangbiaknya. Akan jadi masalah jika kemudian mereka berkembang biak di waktu yang salah (misalnya salah musim)

9. Cahaya buatan juga akan mempengruhi perilaku binatang lain misalnya invertebrata, tikus dan kelelawar

10. Secara umum, bising dan polusi cahaya juga mempengaruhi keamanan dan adaptasi manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan dan makhluk hidup lainnya

Disarikan dari: http://www.mercurynews.com/ci_27539608/noise-and-light-pollution-alters-ecologies?source=infinite

Pentingnya Suara (dan Suara Detak Jantung) Ibu bagi Bayinya

Sebuah studi baru menunjukkan bahwa suara ibu dan detak jantung ibu mungkin sangat mempengaruhi perkembangan otak bayi. Studi yang dilakukan pada beberapa bayi yang lahir prematur menunjukkan bahwa bayi yang mendengarkan rekaman suara ibunya relatif mengalami pertumbuhan otak (pada bagian auditory cortex) yang lebih baik/cepat dibandingkan bayi yang hanya mendengar suara normal ruang rawat bayi prematur. Belum diketahui dengan pasti, efek jangka panjang dari percobaan tersebut, akan tetapi hal ini menjadi catatan penting bahwa, seorang ibu harus intens berinteraksi secara audial dengan bayinya yang lahir prematur, dengan cara mengajak sang bayi bercakap-cakap pada saat mengunjunginya di ruang rawat prematur. Studi lain menunjukkan, bahwa bayi yang lahir prematur seringkali mengalami gangguan pendengaran dan gangguan bahasa.

Indera pendengaran adalah indera bayi yang pertama kali bekerja saat masih dalam kandungan ibunya. Banyak studi yang menunjukkan, interaksi yang intensif antara ibu dan bayi dengan media suara ibu menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bayi. Pada saat bayi dilahirkan, suara ibu nya lah yang akan membuatnya tenang, bukan suara orang lain (apabila sang ibu banyak berainteraksi secara audial selama proses mengandung). Apabila bayi lahir prematur, pada umumnya dengan alasan kesehatan, si bayi ditempatkan di dalam inkubator. Apabila si bayi kemudian selama beberapa minggu hanya terekspose oleh bising ruang perawatan, maka pada dasarnya si bayi kehilangan kontak dengan ibunya, sehingga akan mempengaruhi perkembangan otaknya yang distimuli oleh suara sang Ibu. Dengan kata lain inkubator menjadikan si bayi terputus secara sosial dengan ibunya. Oleh karenanya, sangat disarankan pada setiap kunjungannya, sang ibu harus senantiasa menggendong dan memberikan stimuli dengan cara berbicara pada si bayi atau menyanyikannya lagu. Suara rekaman bisa membantu, tetapi tidak bisa menggantikan pengaruh suara asli sang ibu.

Disarikan dari: http://health.usnews.com/health-news/articles/2015/02/23/sound-of-mothers-voice-in-womb-may-aid-fetal-brain-growth

 

 

 

 

 

Akustik Ruang Kelas #2

Akustik merupakan aspek yang sangat penting bagi ruang kelas. Kondisi akustik ruang kelas yang buruk pada umumnya ditunjukkan oleh tingkat bising yang berlebihan dan waktu dengung yang terlalu panjang. Kondisi akustik yang buruk dalam ruang kelas akan mengganggu proses belajar mengajar karena mempengaruhi persepsi suara ucap, perilaku siswa dan pada akhirnya luaran proses belajar mengajar. Sebaliknya, kondisi akustik yang baik akan meningkatkan kejelasan suara ucap di dalam ruang kelas dan membatasi bising latar belakang. Kondisi akustik yang baik ini akan menjamin kualitas suara ucap bagi siswa maupun guru yang beraktifitas di dalam ruang kelas.

Kejelasan suara ucap di dalam ruang kelas dipengaruhi oleh arsitektural ruang, misalnya bentuk ruang, ukuran ruang, dan material penyusun ruang kelas (selubung dan interior). Kejelasan suara ucap yang rendah (buruk) tidak hanya mengganggu siswa dengan problem pendengaran (hearing loss) saja, tetapi juga siswa yang memiliki pendengaran normal. Di dalam usaha menciptakan kejelasan suara ucap yang baik, guru pun bisa jadi akan mengalami cedera ucapan (fisik) karena senantiasa dalam jangka waktu yang cukup lama harus berbicara (berucap) dengan level yang jauh lebih besar dari tingkat bising latar belakang (background noise).

Pada umumnya, pentingnya memperbaiki kondisi akustik ruang kelas dengan mudah menarik perhatian pengelola sekolah apabila menyangkut kebutuhan siswa-siswa yang memiliki problem tidak bisa mendengar (hearing loss). Akan tetapi, pentingnya memperbaiki kondisi akustik terkadang tidak menjadi prioritas bagi:

  • Siswa berumur < 15 tahun, yang sebenarnya belum matang betul perkembangan bahasanya. Kelompok usia ini pada umumnya merupakan penyimak suara ucap yang tidak efektif bila kondisi lingkungannya memiliki tingkat bising yang tinggi.
  • Siswa yang memiliki: problem belajar, terlambat perkembangannya (delayed development children), gangguan pada pemroses informasi auditory, problem suara ucap dan bahasa, problem emosi dan perilaku, dan masalah kesehatan non telinga.
  • Proses belajar mengajar yang menggunakan BUKAN bahasa ibu (non native language) sebagai bahasa pengantar utama.
  • Guru yang seharusnya cukup menggunakan tingkat suara ucap normal, tanpa perlu berteriak.

Sumber utama bising pada ruangan kelas dapat dibedakan menjadi:

  • Sumber bising yang berasal dari luar bangunan sekolah, misalnya bising jalan raya, bising ruang bermain luar ruangan, pesawat terbang (jet) yang melintas.
  • Sumber bising yang berasal dari dalam bangunan sekolah, misalnya suara langkah kaki di koridor, percakapan di koridor, suara dari kantin, suara bel, aktifitas dari kelas sebelah.
  • Sumber bising yang berasal dari dalam ruang kelas, misalnya suara mesin AC, suara alat elektronik, suara dari pipa utilitas.

Pada sisi yang lain, waktu dengung yang berlebihan juga menyebabkan kejelasan suara ucap menjadi rendah. Hal ini disebabkan oleh berlebihannya pantulan energi suara ucap yang dihasilkan oleh permukaan dalam ruang kelas. Berlebihnya energi suara pantulan ini akan menimbun energi suara langsung yang seharusnya lebih dominan. Kombinasi bising dan waktu dengung yang berlebihan inilah yang membuat kondisi akustik ruang kelas buruk. Idealnya, perbandingan energi suara/informasi utama yang disampaikan guru terhadap energi bising latar belakan adalah > 15 dB. Jika ini dipenuhi, maka guru cukup berbicara dengan tingkat suara ucapan normal, dan tidak perlu berteriak sepanjang proses belajar mengajar, jika ingin siswanya mempersepsi informasi yang disampaikannya dengan tingkat kejelasan yang baik.

Untuk menciptakan kondisi akustik yang baik, pertimbangan desain perlu diberikan pada saat sebuah gedung sekolah dibangun. Apabila hal tersebut luput dilakukan, perlu dilakukan evaluasi untuk melihat kinerja akustik setiap kelas, dan melakukan koreksi yang tepat sesuai dengan tingkat keburukan problem kejelasan suara ucapnya. Pada umumnya koreksi dilakukan dengan melakukan modifikasi fisik pada permukaan dalam ruang kelas, misalnya membuat langit-langit gantung, memasang penyerap energi suara (acoustics absorbers or diffusers) pada dinding, memasang karpet pada lantai, atau mengubah formasi tempat duduk, serta memanfaatkan furniture dalam kelas untuk menghalangi permukaan-permukaan keras di dalam ruang.Sistem tata suara sebaiknya hanya digunakan apabila suara guru tidak dapat menjangkau seluruh tempat duduk dengan tingkat energi yang normal atau apabila ada siswa yang memiliki kebutuhan khusus untuk mendengar suara ucap atau apabila SNR (Signal to Noise Ratio, perbandingan antara sinyal suara guru dibandingkan dengan bising latar belakang) kurang dari 15 dB. Dalam hal ini, perlu pertimbangan khusus dalam memilih sistem tata suara yang baik. Sistem tata suara yang digunakan seharusnya tidak hanya bisa menghasilkan suara yang keras saja, tetapi yang lebih penting adalah harus bisa menjamin tingkat kejelasan suara ucap (speech intelligibility) di setiap tempat duduk siswa. Siswa harus bisa menyimak (listening), bukan hanya mendengar (hearing) pada saat menjalani aktifitas di dalam kelas, demikian pula dengan guru. Jenis microphone dan loudspeaker yang digunakan serta posisi pemasangannya menjadi faktor yang krusial.