Wawancara Virtual tentang Absorpsi dan Refleksi Gelombang Suara dalam Ruang.

1. Apa yang dimaksud dengan koefisien serap atau pantul dan bagaimana orang dahulu menentukan tingkat koefisien ini (mungkin dengan alat atau apa begitu?)

JS: Setiap permukaan yang didatangi oleh gelombang suara akan memantulkan, menyerap dan meneruskan energi suara yang datang. Perbedaan besarnya porsi energi suara yang dipantulkan dan yang diserap terhadap energi suara yang datang akan menentukan sifat material tersebut. Apabila porsi yang dipantulkan lebih banyak daripada yang diserap, maka material akan disebut sebagai pemantul (reflector), dan sebaliknya apabila porsi yang diserap lebih banyak, maka material cenderung akan disebut sebagai material penyerap suara. Porsi energi inilah yang kemudian digunakan sebagai cara untuk menyatakan koefisien serap (absorption coefficient). Koefisien serap per definisi adalah perbandingan energi suara yang diserap oleh material terhadap energi suara yang datang padanya. Bila harga koefisien ini besar (katakan lebih dari 0.2), maka material akan disebut sebagai bahan penyerap suara. Sebaliknya bila koefisien ini kecil (kurang dr 0.2), maka akan disebut bahan pemantul.

Cara pengukuran koefisien serap (absorption coefficient) ada beberapa macam. Yang paling sederhana adalah menggunakan apa yang disebut Tabung Impedansi. Pada cara ini, bahan diletakkan di salah satu ujung tabung, dan sumber suara di ujung yang lain. Dua microphone yang diletakkan diantaranya (dalam konfigurasi 1 garis atau berhadapan) kemudian digunakan untuk mengukur perbedaan impedansi akustik medan suara yang dihasilkan. Dari perbedaan itu kemudian diturunkan harga koefisien serap bahan. Koefisien serap yang diukur dalam hal ini adalah koefisien serap arah tegak lurus bahan. Biasanya cara tersebut digunakan untuk mengukur harga koefisien serap dari material-material baru.

Cara kedua adalah menggunakan pengukuran perbedaan waktu dengung (reverberation time, RT) di dalam ruang dengung (reverberation chamber). Ruang dengung adalah ruang Lab khusus yang seluruh permukaannya bersifat sangat reflektif dan diffuse, serta tidak ada satupun permukaannya yang sejajar, untuk menciptakan medan diffuse pada seluruh titik dalam ruang. Dalam cara ini, dilakukan 2 kali pengukuran RT: dalam kondisi ruang dengung kosong dan setelah bahan yang diukur dipasangkan pada salah satu permukaan ruang dengung (biasanya di lantai). Dari perbedaan RT ini kemudian dihitung harga koefisien serap (koefisien absorpsi). Koefisien yang terukur tentu saja bukan hanya arah tegak lurus, tetapi arah datang suara secara keseluruhan (random). Harga koefisien serap yang diukur dengan cara inilah yang biasanya digunakan sebagai standard koefisien absorbsi bahan akustik. Cara lain yang juga digunakan adalah dengan mengukur kecepatan akustik pada permukaan bahan dengan menggunakan metode pengukuran Intensitas (2 microphone berhadapan) atau dengan bantuan Sinar Laser.

Harga Koefisien serap (absorpsi) tentu saja merupakan fungsi frekuensi. Penyerapan pada frekuensi tinggi lebih banyak ditentukan oleh pori-pori (bukaan) pada bahan, sedangkan pada frekuensi rendah ditentukan oleh rapat massa (densitas) bahan.

2. Bagaimana peran tingkat pantul ini dalam pemilihan material akustik untuk ruang besar atau kecil (didalam rumah, untuk fungsi home theater atau ruang musik).

JS: Peran porsi pemantulan (juga penyerapan) dalam ruang tentu saja akan sangat bergantung pada fungsi ruangan itu secara akustik. Jika porsi pemantulan lebih banyak maka tentu saja jumlah pemantulan akan lebih banyak dan energi suara akan lebih lama terdengar dalam ruang, sebaliknya jika porsi penyerapan dalam ruang lebih banyak, maka pemantulan lebih sedikit dan energi suara lebih cepat hilang (tidak terdengar). Kondisi ekstrem untuk tingkat pantulan adalah ruang dengung, sedangkan kondisi ekstrem untuk tingkat penyerapan adalah ruang anti dengung (an echoic chamber). Ruang-ruang di dunia terletak diantara kedua ekstrem tersebut. Dengan memperhatikan ini, maka dalam penentuan porsi penyerapan dan pemantulan dalam ruangan tentunya harus memperhatikan ruang tersebut akan difungsikan untuk apa.

Pada ruang besar, apabila tidak diinginkan ada amplifikasi electronik (seperti pada ruang konser symphoni) maka sebisa mungkin dihindari pemakaian bahan penyerap, karena memang diinginkan energi suara terdengar cukup lama di dalam ruangan tersebut. Sedangkan apabila ruangan memang lebih ingin menonjolkan suara dari sistem tata suara (sound system) atau amplifikasi electronic, maka tentu saja harus digunakan sebanyak mungkin bahan penyerap.

Pada ruang kecil, secara prinsip sama dengan ruang besar. Pada kasus home theater, karena medan suara yang dihasilkan sebenarnya sudah terintegrasi dalam sistem tata suara, maka sebenarnya semakn banyak bahan penyerap akan semakin baik. Akan tetapi, secara psikologis, orang tidak akan nyaman jika berada di dalam ruangan yang terlalu besar porsi penyerapannya (mati, atau death room), terutama dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu biasanya digunakan kombinasi penyerapan dan pemantulan, dan terkadang mengaplikasikan bahan diffusor untuk menjaga porsi penyerapan dan pemantulan yang tidak terlalu besar.

Pada intinya, bila memang diinginkan untuk mendengarkan murni dari sistem tata suara yang terpasang saja (contohnya pada ruang kontrol studio) maka gunakan porsi penyerap suara sebanyak mungkin, tetapi bila diinginkan ada interaksi dari ruangan, dengan demikian jumlah komponen tata suara bisa minimal, maka gunakan kombinasi dari pemantul dan penyerap dalam ruangan. Sekedar mengingatkan, sistem 5,1, 7.1 dsb sebenarnya digunakan untuk mensimulasikan medan suara (pantulan dari samping, belakang, reverb dsb) yang kita inginkan. Kalo  kita bisa membuat ruangan sedemikian rupa sehingga pendengar bisa mendapatkan envelopment yang cukup, maka sumber suara di depan (stereo) saja barangkali menjadi cukup.


3. Bagaimana penggunaan bahan yang serapnya atau pantulnya tinggi dan bagaimana yang sebaliknya. ?

JS: Sudah saya jawab diatas, tetapi pada umumnya bahan yang daya serapnya tinggi biasanya digunakan untuk mengendalikan ekses tingkat tekanan suara yang terlalu tinggi pada posisi dan frekuensi tertentu, sebaliknya bahan dengan koefisien pantul tinggi (bahan keras) digunakan bila diinginkan untuk memantulkan energi suara ke tempat yang jauh dari sumber, misalnya untuk reflector diatas panggung. Sekali lagi, penggunaan dan penempatannya akan sangat berganung pada fungsi ruang.


4. Dalam beberapa ruang misalnya, ruang audiotorium, atau ruang yang pernah bapak kerjakan, bagaimana bapak menentukan dari awal rencana, perletakkan material dengan tingkat akustik tertentu di tiap lokasi yang ada di ruang tsb (misalnya apakah di ceiling perlu diberi absorber yang sangat menyerap dll)

JS: Pertama saya akan menanyakan ke user, apakah akan digunakan sistem tata suara (sound system) tidak dalam ruangan. Bila tidak maka saya akan mengoptimalkan porsi pemantulan dan penyerapan dalam ruang. Sebisa mungkin, setiap titik pendengar dalam ruang mendapatkan porsi energi yang seimbang. Sehingga porsi pemantulan (either dari atas atau samping, tetapi BUKAN dari belakang) untuk daerah yang jauh dari sumber harus lebih besar dari yang dekat sumber suara. Baru dari sana saya akan memilih jenis permukaannya, apakah penyerap flat, atau grid atau resonator; apakah pemantul flat, curve atau diffusor, dsb. Bila digunakan sistem tata suara (either karena user meminta atau memang sesuai peruntukkannya ruang harus menggunakannya), maka saya lebih cenderung tetap mengoptimalkan porsi penyerapan dan pemantulan ruang, dan menggunakan jumlah dan daya loudspeaker se minimal mungkin. Layout sistem tata suara akan menjadi bagian terintegrasi dari sistem akustika ruangan.

5. Adakah rumus yang mengkaitkan tingkat serap material dengan kondisi ruang atau hal lain yang menyangkut ruang?

JS: Rumus pertama dan yang masih sering digunakan orang dalam penentuan porsi penyerapan adalah rumus Sabine, yang berbasis pada waktu dengung ruang global (RT60). Rumus ini menghubungkan antara Volume (V) dan Luas Permukaan (S) dalam ruangan serta rata-rata koefisien penyerapan (alpha_r)  permukaan ruangan dengan waktu dengung, dimana RT = (konstanta x V/S.alpha_r). Rumus ini dapat digunakan sebagai acuan awal untuk menentukan porsi penyerapan (dan pemantulan) dalam ruang. Tetapi bila diinginkan lebih detail karakteristik mendengar untuk setiap titik pendengar, maka rumus tersebut menjadi tidak akurat lagi. Metode respon Impulse lah kemudian yang biasa diambil sebagai tools untuk menentukan karakteristik pada titik-titik tersebut.

Dengan perkembangan teknologi komputasi saat ini, maka sudah jamak kemudian desainer menggunakan tools modeling (komputer) untuk mendesain akustik ruangan. Sebagian besar software modeling dikembangkan berdasarkan metode ray tracing (menganggap berkas suara dari sumber sebagai cahaya, dan bahan interior ruangan sebagai cermin) dan metode Image (menggunakan sumber virtual). Digabungkan dengan metode Impulse Response (monoaural maupun binaural), maka software kemudian bisa memberikan simulasi kondisi mendengar di setiap titik dalam ruangan, sebelum ruangan dibangun. Konsepnya diberi nama Auralisasi.

                                                                                     
6. Dalam sebuah ruang home theater atau musik, apa yang membedakan pemakaian material keduanya dalam hal tingkat serap/pantul material akustik?

JS: Sebagian sudah saya jawab di paragraf sebelumnya, perbedaan utamanya tentu saja ditentukan oleh user ingin mendengarkan musik/film dengan cara bagaimana. Apakah murni dari loudspeakernya atau memasukkan karakter akustik ruangannya juga. Bila yang pertama yang dipilih, ya gunakan porsi penyerapan sebanyak mungkin karena yang ingin didengarkan adalah medan yang sudah disimulasikan oleh sistem.  Apabila yang kedua yang diinginkan, maka optimalkan porsi akustika ruang, minimalkan layout sistem tata suaranya. Misalnya dengan menggunakan sistem stereo diinginkan mendapatkan enveloping medan suara yang cukup.


7. Bisakah memperkirakan dan membedakan tingkat redaman/pantulan material secara kasat mata tanpa(hanya dilihat dan dipegang materialnya) dari beberapa material yang berbeda?.

JS: Jawabannya bisa. Pada umumnya bahan penyerap suara bersifat lunak, berserat dan banyak memiliki bukaan micro (pori), sedangkan bahan pemantul biasanya keras dan tertutup porinya. Contoh bahan penyerap: korden tebal, rockwool, cellulose fibre, kapuk, acoustic tile, spon, karpet dsb. Contoh bahan pemantul: beton, GRC, Gypsum, bata plastered, dsb. Bahan penyerap juga bisa berupa sistem, misalnya Grid Absorber. Bila dilihat dari luar yang tampak adalah bilah2 kayu yang disusun bercelah, tetapi dibaliknya ada Rockwool. Diffusor sendiri disamping memiliki sifat menyebarkan energi suara yang datang padanya, juga memiliki porsi penyerapan yang cukup besar karena bentuknya. Yang perlu diperhatikan adalah pada saat kita mendesain porsi penyerapan dan pemantulan, maka medan suara yang kita kendalikan adalah yang berada dalam ruangan. Energi suara yang diserap bahan sebagian akan diubah menjadi energi panas akibat getaran dalam pori2 bahan, dan sebagian lagi akan diteruskan ke ruangan dibelakang bahan (diluar ruangan). Bila diinginkan suara dari dalam ruangan tidak ingin terdengar dari luar (dan sebaliknya suara dari luar tidak nyelonong masuk ruangan) maka perlu juga didesain sistem insulasi ruangan. Konsep dasar insulasi tentu saja akan berbeda dengan konsep pengendalian medan akustik dalam ruangan. Ide dasar insulasi adalah tutup semua celah yang memungkinkan suara lewat dan gunakan massa sebesar mungkin. So adalah salah jika menyebut Rockwool adalah bahan insulasi, yang benar adalah Rockwool adalah bahan penyerap suara. Walaupun demikian Rockwool dapat digunakan sebagai bagian dari sistem insulasi, karena sifat penyerapannya.

53 thoughts on “Wawancara Virtual tentang Absorpsi dan Refleksi Gelombang Suara dalam Ruang.

  1. pak..mau nanya lagi nih..
    diatas ada tertulis begini”Harga Koefisien serap (absorpsi) tentu saja merupakan fungsi frekuensi. Penyerapan pada frekuensi tinggi lebih banyak ditentukan oleh pori-pori (bukaan) pada bahan, sedangkan pada frekuensi rendah ditentukan oleh rapat massa (densitas) bahan.”

    apakah material penyerap frekuensi rendah berciri rapat-rapat?dan penyerap frekuensi tinggi lebih berpori??
    adakah standar RT untuk frekuensi tinggi dan rendah??setahu saya hanya ada yang menengah saja..
    pak..bisa masukan pembahasan mengenai studio rekaman??

  2. Salah satu ciri penyerap frekuensi tinggi adalah pori-pori, ini berkaitan dengan salah satunya panjang gelombang suara frekuensi tinggi, sedangkan penyerap frekuensi rendah tidak harus rapat-rapat, tetapi adanya ruang resonansi (karena panjang gelombang frekuensi rendah yang tidak pendek). Bentuknya bisa perforasi, grid, celah maupun panel tipis, yang fungsi utamanya untuk menyerap getaran lambat yang dihasilkan suara frekuensi rendah.
    Kalau kita mendesain ruang yang difungsikan untuk ruang percakapan, maka RT disarankan flat untuk keseluruhan frekuensi, sedangkan kalau untuk ruang musik, RT frekuensi rendah (< 250 Hz) disarankan lebih tinggi sekitar 1.2-1.5 kali dari RT mid-highnya.
    Insya Allah saya akan coba tuliskan tentang studio rekaman, walaupun pada prinsipnya sudah saya bahas pada 3 tulisan awal saya.

  3. asslamualaikum.wr.wb
    siang pak JS!
    saya mau bertanya, bagaimana dengan parameter besaran akustik pada sebuah masjid menurut ilmu fisika yang Anda ketahui?
    Syukron.
    Wassalamualaikum.wr.wb

    Wa’alaikum salam wr wb Pak Oce,
    Saya sudah tuliskan dalam artikel tentang Akustik Masjid, silakan di refer disana ya…. terima kasih sudah berkunjung.
    Wassalam JS

  4. Pak.., Saya mau tanya :
    1. Impedansi akustik itu sendiri apa (pengertiannya)? apa sama dengan intensitas bunyi itu sendiri?

    Impedansi Akustik adalah perkalian antara massa jenis material dengan kecepatan rambat suara pada material tersebut. Atau secara fisik merupakan karakteristik material dalam kaitannya dengan seberapa mampu dia menyerap atau menahan energi akustik (suara) yang datang kepadanya.

    2. Hubungannya Impedansi akustik sendiri dengan Amplitudo?

    Hubungannya terletak pada interaksi antara sinyal suara (amplitudo dan frekuensi) dengan material yang ditumbuk/didatangi nya (impedansi). Interaksi keduanya akan menghasilkan perubahan energi suara/akustik

    Terima kasih..

  5. Hatur nuhun Pa tulisannya, manfaat banget buat sy.
    Pak minta ijin ….tulisan-tulisan akustik ruangnya saya jadikan referensi dalam tugas akhir sy

    wassalam……..

  6. Pak saya mau tanya…..

    Langkah-langkah penentuan besarnya koefisien serap bunyi yang paling mudah itu bagaimana?
    Rumusnya bagaimana?

    Koefisien serap/ koefisien absorbsi adalah sebuah rasio yang menyatakan perbandingan antara energi suara yang diserap oleh sebuah permukaan (dan diubah menjadi energi panas) dengan energi suara yang datang pada permukaan tersebut. jadi cara yang paling mudah ya hitung intensitas energi suara yang diserap oleh bahan permukaan tersebut (dipengaruhi oleh rapat massa bahan dan kecepatan rambat suara pada bahan tersebut), kemudian bandingkan dengan Intensitas energi suara yang datang pada permukaan. hasilnya akan didapatkan sebuah persamaan yang merupakan fungsi Impedansi Akustik bahan dan Impedansi Akustik udara, serta sudut datang suara pada permukaan. (rumus bisa dilihat di buku-buku Gelombang, bagian Penjalaran gelombang antar media: refleksi, absorbsi dan transmisi). Cara paling mudah menentukan koefisien absorpsi bahan ya dengan pengukuran di laboratorium (ruang dengung/reverberation chamber) atau langsung in-situ (dengan intensity probe) atau melihat tabel data koefisien absorpsi bahan di buku2 akustik…:).

  7. Pak Joko,

    saya mau tanya, kalau kita ingin menyerap suara, dalam hal ini agar suara tidak keluar, yang digunakan apakah material penyerap? lalu, untuk density, misalnya busa atau rockwool, apakah dengan bertambahnya density, kemampuan menyerap nya bertambah?
    untuk bentuk2 attenuator, agar suara tidak keluar, tapi udara tetap bisa keluar masuk bagaimana pak?

    terima kasih

    Thanks sudah mampir, kalau suara tidak diinginkan untuk keluar ruangan (atau sebaliknya suara dari luar tidak masuk ke ruangan) maka yang diperlukan adalah insulasi (atau sound proofing). Dalam hal ini, Material penyerap biasanya digunakan untuk meningkatkan kinerja insulasi, misalnya dalam sistem sandwich wall/partition. Penambahan Density bahan penyerap berpori akan menambah kinerja penyerapan energi suara pada frekuensi rendah, sementara pada frekuensi tinggi penambahan tidak signifikan.
    Bila ingin membuat attenuator yang bisa melewatkan udara tetapi mereduksi bising, pada umumnya penyerap berpori (rockwool, glasswool, styrofoam, dsb) digabungkan dengan saluran yang ber perforasi (misalnya perforated duct/pipe), sehingga membentuk sistem resonator. Pada umunya sistem ini efektif untuk frekuensi menengah sampai tinggi, tetapi sangat memungkinkan untuk mendesain sistem attenuator yang efektif di frekuensi rendah (but pada umumnya biayanya cukup mahal). Konsep ini bisa juga diterapkan pada desain lubang angin pada rumah tinggal. semoga menjawab.

  8. Malam Pak,
    Saya akan melakukan penelitian tentang Sound Transmission Loss pada material dari bahan komposit sandwich dengan :
    -skin terbuat dari serat alam dengan matrik resin UPRs
    -core dari campuran sampah organik dan anorganik.
    Yang jadi pertanyaan saya apakah bisa material ini mentransmisikan bunyi jika melihat contoh dari beberapa penelitian lain kalau sifat fisiknya komposit yang terbuat dari serat dan matrik resin akan terlihat seperti kaca (rigid)?
    Terimakasih

  9. Malam Pak,
    Saya akan melakukan penelitian tentang Sound Transmission Loss pada material dari bahan komposit sandwich dengan :
    -skin terbuat dari serat alam dengan matrik resin UPRs
    -core dari campuran sampah organik dan anorganik.
    Yang jadi pertanyaan saya apakah bisa material ini mentransmisikan bunyi jika melihat contoh dari beberapa penelitian lain kalau sifat fisiknya komposit yang terbuat dari serat dan matrik resin akan terlihat seperti kaca (rigid)?
    Terimakasih

  10. Malam Pak,
    Saya akan melakukan penelitian tentang Sound Transmission Loss pada material dari bahan komposit sandwich dengan :
    -skin terbuat dari serat alam dengan matrik resin UPRs
    -core dari campuran sampah organik dan anorganik.
    Yang jadi pertanyaan saya apakah bisa material ini mentransmisikan bunyi jika melihat contoh dari beberapa penelitian lain kalau sifat fisiknya komposit yang terbuat dari serat dan matrik resin akan terlihat seperti kaca (rigid)?
    Terimakasih

    Rizal

  11. Salam hormat,

    Maaf Pak, ini saya ada pertanyaan sedikit mengenai panel akustik dari bahan komposit. Dalam rencana penelitian saya akan menganalisa kemampuan Sound Transmission Loss suatu panel komposit sandwich, yang terdiri dari
    -skin (komposit alam dengan matrik resin) dan
    -core (campuran sampah organikdan anorganik yang di haluskan dan dicampur menjadi satu dengan pengikat resin)

    Yang jadi pertanyaan saya apakah bisa jika suatu partisi komposit sandwich tersebut diuji nilai STL-nya dengan acuan bahwa skin tersebut memiliki koefesien serapan bunyi 0,0721-0,3979 dan koefesien serapan bunyi core-nya 0,0633-0,1696.

    Adakah standar yang mengacu pada koefesien serapan bunyi suatu bahan jika kita akan menguji nilai Sound Transmission Loss?

    Karena ada kekhawatiran saya jika jika skin komposit yang akan saya teliti yang bersifat barrier material akan sebagai reflector sehingga nilai STL- yang ingin diketahui menjadi tidak valid?

    Terimakasih..

    Bisa dihitung losses yang diberikan oleh masing-masing penyusun sandwich nya, absorpsi tentunya menyumbang pada nilai losses… untuk akurasi, tentunya lebih baik dibuat sample dan diukur secara proper di laboratorium

  12. I’m student from UTHM.
    I want to ask what is the advantages of rockwool also it’s compression strenght,tensile strenght and whether it’s strong enough for use in concrete structure

  13. ass.wr.wb,,,,
    pak saya mau nanya, klo untuk studio bioskop,,,apakah antara harus seimbang antara penyerapan suara dengan pemantulan?
    trus bahan penyerap yang paling baik utk studio bioskop itu apa ya?

    terima kasih utk jawabannya,,,,
    wassalam,,,,

    • Alaykum salam wr wb
      Untuk bioskop, karena yang ingin dinikmati adalah suara dari sound system, maka disarankan lebih banyak penyerapan suara. Karena melibatkan broadband sound signal, maka type penyerapan yang digunakan adalah bahan berpori (mineral wool ataupun cellulose) plus penyerap type resonator (termasuk diantaranya basstrap). Secara umum, ini berlaku utk bioskop ukuran besar maupun rumahan (tentu saja yang dedicated hanya utk bioskop, tdk digabung dengan karaoke room ataupun living room)

      Wass

  14. ass.wr.wb..
    pak saya mau nanya..pemilihan material untuk pantulan suara berdsarkan apa ya..
    kira-kira material pemantul yang baik untuk digunakan pada ruang auditorium apa ya?

    terimakasih untuk jawabanya..

    • Alaykum salam wr wb Tya,

      Pemilihan material tentu saja harus mempertimbangkan fungsi dan kebutuhan akustik ruangan, termasuk di dalamnya geometri ruangan ….
      Kalau material mana yang baik, jawabannya juga tidak tunggal…. dipengaruhi geometri, fungsi, estetika dan budget….:)….

      wass

  15. salam pak,

    sy mw tnya apa pengaruh bentuk material terhadap sifat akustik bahan tersebut? misalnya ada 2 material:
    1.permukaannya bergelombang spt seng,
    2.permukaannya rata

    mohon dijawab y pak,

    trims,

    linda

    • tks Linda,

      Bentuk permukaan material akan memberikan pengaruh pada pola pemantulan yang dihasilkan…. bentuk datar cenderung akan menghasilkan pantulan yang memenuhi kaidah hukum Snellius (sudut pantul = sudut datang), sedangkan permukaan yang bergelombang atau tidak rata akan menghasilkan pantulan yang menyebar….. analoginya dengan kaca bening/cermin datar dengan kaca susu…..

      salam

      Joko

  16. Pak Joko,

    sy berencana membuat anechoic chamber u/ keperluan
    ruang test di perusahaan. Tidak besar sih, cuma L4.5m x W3m x H3m untuk dimensi dalam.
    Apakah bapak punya referensi kontraktor yang bisa mengerjakan pekerjaan tsb ?

    Terima Kasih.

    • Pak Abil, maaf telat….lama tidak menengok web ini. Kalau di Jakarta bisa hubungi Vokuz Audio (www.Vokuz.com) atau PT Dwi Tunggal Karunia

    • Secara fisis dipengaruhi oleh harga densitas (rapat massa) dan kemampuannya dalam merambatkan suara (c). Ini tentu saja akan berkaitan dengan porositas dan ketebalan, serta bagaimana material tersebut dikombinasikan dengan material yang lain (dalam kasus sandwich panel, misalnya).

  17. Selamat malam pak Joko,

    Mohon pencerahannya,
    untuk membuat ruang kabin mobil sesenyap mobil mewah saya sudah melakukan berbagai macam peredaman dari bagian pintu, lantai, atap, firewall, spakboard.

    saya gunakan peredam aspal plus ditambah glasswoll, plus bahan karet sintetis

    Namun suara mesin menderu masih terdengar,
    perlu ditambahkan bahan apa lagi pak supaya bisa
    lebih senyap lagi? Kalau untuk suara roda ban sudah bisa hilang namun untuk suara mesin yang belum hilang pak.

    mohon pencerahannya pak Joko, terima kasih.

    salam
    dani.

  18. belum pernah pak joko,
    bahannya seperti apa? padat atau cair?
    kalau resin berarti harus ada 2 campuran ya pak?

    boleh tau kira kira bisa dibeli dimana?
    dan beraoa harganya? saya di jakarta.

  19. pak joko,
    salam kenal….

    pak saya mau tanya….
    penambahan air cavity pada pengujian koefisien absorbsi dapat menyebabkan nilai koefisien bergeser ke frekuensi yang lebih rendah….secara fisis itu kenapa pak???

    thankz

    • Sita,

      Penambahan air cavity akan menambah ruang untuk memerangkap energi suara yang masuk, sekaligus menambah “massa” bahan, dan menjadikan sistem bahan ini menjadi sebuah sistem “resonator”. Sistem ini akan membuat penambahan penyerapan pada frekeunsi rendah.

  20. Pak mw nanyak,, diantara kayu kemiri dan kayu randu,, manakah yang memiliki daya serap bunyi yang lebih tinggi?????
    Terima kasih sebelum dan sesudahnya,

    • hmmm, saya belum pernah melihat kayu kemiri itu seperti apa….:)…. but daya absorpsi/penyerapan energi suara akan dipengaruhi oleh jumlah pori material, dan juga ketebalannya…..

  21. Salam Pak Joko

    Saya menjadi bertanya-tanya tentang kelakuan penyerapan, frekuensi terhadap bahan.
    Mengapa untuk frekuensi rendah penyerapan ditentukan oleh rapat massa sedangkan pada frekuensi tinggi tidak?

    Katakanlah bahannya sama, Untuk bahan berserat misalnya, untuk rapat massa 1 kg/m2,
    2 kg/m2 dan 3 kg/m2 (ketebalannya sama, materialnya sama dalam artian tanpa kombinasi) apakah nilai koefisien absorpsinya hanya meningkat pada frekuensi rendah dengan meningkatnya rapat massa sedangkan pada frekuensi tinggi tidak?

    Mohon pencerahannya Pak Joko.
    Terima kasih

    Salam
    Sajidin

    • pada frekuensi tinggi, panjang gelombang pendek, sehingga energi gelombang akan melakukan penetrasi pada pori2 yang ada…proses penyerapan energi suaranya terjadi karena adanya proses viskositas pada fluida penghantarnya, dengan kata lain energi suara akan digunakan untuk menggetarkan partikel udara yang terjebak di dalam pori….. sedangkan untuk frekuensi rendah, krn panjang gelombangnya besar, maka, faktor elastisitas or stiffness (atau dalam hal ini density atau massa) bahan akan lebih berpengaruh. Energi suara akan diubah menjadi energi vibrasi pada seluruh luasan material….. so, massa material akan lebih dominan dibandingkan dengan porositasnya

  22. maav pak saya mau tanya….untuk koefisien absorbsi sendiri….itu yang diserap apanya pak? energi, frekuensi, amplitudo, intensitas, atau apa? ….makasih pak

    • energinya tentu saja, karena pada gelombang, yang merambat adalah energinya, partikel fluida hanya bergerak bolak-balik di sekitar titik kesetimbangannya

  23. pak, saya rendy mahasiswa Universitas Kristen Petra di surabaya. saya sedang tugas akhir tentang akustik.
    saya ingin bertanya tentang bahan peredam rock wool dan glasswool..
    rockwool dan glasswool itu cocok pada penyerapa frekuensi tinggi atau rendah?
    Rockwool dan glasswool itu barang import ya?darimana ya pak?
    bagaimana dengan sifat dan karakteristik rockwool dan glasswool?
    harga glasswool dan rockwool?

    terima kasih atas bantuan bapak untuk tugas akhir saya..
    terima kasih sekali lagi..

    • Rendy, keduanya merupakan type bahan berpori, jadi akan bekerja dominan pada frekuensi menengah dan tinggi. Bedanya, Glasswool berasal dari serat gelas, sedangkan rockwool berasal dari serat mineral…..untuk density yg sama, kinerja absorpsinya akan relatif sama…. makin besar density atau makin tebal bahannya, kinerja frekuensi rendahnya yang akan bertambah baik

  24. pak mo tanya mengapa di frekuensi rendah produk dengan densitas tertinggi memiliki alfa tertinggi, dan pada frekuensi tinggi justru mengacu pada porositas nya, dmana hal itu berbanding terbalik dengan densitasnya…

    satu lagi, mengapa pada frekuensi rendah justru nada bass yang memiliki alfa lebih tinggi dibanding nada flute, piano, trumpet maupun saxophone dalam satu organ/keyboard….

    terimakasih

    • pertanyaan pertama sudah saya jawab di atas, please scroll up.
      Pertanyaan kedua, akan tergantung pada jenis material penyerap yang ada disekeliling alat2 musik itu….

    • type berdasarkan pemasangan microphonenya kah? yang serial, bukan yang cross. (saya lupa istilahnya euy…, nanti saya koreksi yaa)

  25. maav pak, saya masih blum jelas dengan jawaban dari pertanyaan mas lucky…

    mengapa pada frekuensi rendah nilai alfa justru densitas yang mempengaruhi, dan alfa pada frekuensi tinggi dipengaruhi oleh porositas nya…bagaimana mekanisme nya…

    satu lagi pak, dalam pengujian saya, mengapa nada bass pada organ/keyboard listrik lebih besar nilai alfa nya pada frekuensi rendah dibanding nada flute, trumpet, piano maupun saxophone

    terima kasih banyak….

  26. pak,punya referensi tabel koefisien absorbsi palingh lengkap dan apa tabel koefisien transmission loss ada sendiri,yang ada surface densitynya.terima kasih

    • ada beberapa buku akustik yang mencantumkan data ini…bisa juga di google, bbrp site memiliki listnya…. keywords: absorption coefficient

  27. permisi bapak Joko Sarwono dan salam sejahtera..
    pak saya mahasiswa teknik mesin yang mungkin bisa di bilang agak nyasar kalo tugas akhir yang saya lakukan membahas tentang penyerapan suara pada material serat alam dengan pembanding rockwool. ada beberapa hal malah banyak hal yang ingin saya pertanyakan pada bapak, sebagai berikut:
    1. apakah bisa kita modelkan ruang gema atau reverberation chamber dengan skala yang kecil dan menguji materialnya pada model sehingga diketahui koefisien absorpsi(alfa) dari material tersebut?

    2. bagaimana bila model ruang gema sejajar tetapi pada speaker kita berikan diffuser, apakah dapat menciptakan medan yang diffuse sehingga menaikkan waktu gema?

    3. apakah dengan menginsulasikan ruangan dapat menaikkan waktu gema?

    4. apa hubungan antara frekuensi dengan level suara? sbab yang saya dapatkan jika saya mengubah frekuensi tanpa mengubah level dari perangkat yang saya gunakan menyebabkan level pada microphone berubah-ubah(level tidak cenderung naik jika frekuensi dinaikkan)? apakah mungkin karena faktor dimensi ruangan?

    5. bagaimanakah mekanisme material absorpsi suara menyerap suara, sbab saya kurang mengerti dari referensi yang saya baca banyak istilah tingkat tinggi?

    6. maaf pak sebeblumnya apakah benar alfa berkisar 0,1 sampai dengan 1, namun kalau nilainya 1 material bersifat memantulkan suara?

    7. saya pernah baca sekilas dari referensi yang saya dapatkan disitu dibilang kalau koefisien absorpsi yang kita pakai pada material yang telah memiliki spesifikasi alfa-nya belum tentu dapat kita pakai pada ruangan yang ingin kita aplikasikan? kalo begitu kenapa kita harus mencari koefisien absorpsi? atau hanya sebagai patokan saja(apabila ada spesifikasi tentang ruangan pengujian dari material serapan sehingga didapatkan koefisien absorpsinya)?

    saya minta maaf pak kalo ada salah kata dan mungkin saya ngawur saya mohon bapak yang meluruskannya, dan trima kasih sebesar-besarnya atas perhatiannya,.

  28. maaf pak,,, mau tanya rumus koefisien penyerapan bahan itu apa ya,,,
    mohon maaf sebelumnya, saya masih belum mengerti tentang penyerapan,,,
    mohon dijawab ,,terima kasih

  29. Bapak Bagaimana bahan atau material penyerap yang digunakan pada frekuensi tinggi itu seperti apa? misal seperti anechoic chamber itu bahan absorbernya apa pak??

  30. pak mau tanya tempat yang punya akuistik paling baik dimana, kalau bisa kaasih contoh misalnya desain, bunyi serapan,transmisi,pantulan dan pencaran pada tempat tersebut.
    material nya jg pak
    mohon bantuannya.

Leave a reply to jokosarwono Cancel reply